Menu

Mode Gelap
 

Opini · 6 Nov 2024 17:55 WIB ·

Bagaimanakah Media Barat Memberitakan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Indonesia?


 Sumber: Google Perbesar

Sumber: Google

Prabowo Subianto, mantan jendral yang terpilih sebagai presiden Indonesia yang diduga pernah melakukan pelanggaran HAM telah menjadi sorotan publik dan penuh kontroversi. Media CNN sebagai media berita global yang berbasis di Amerika Serikat ikut ambil bagian dalam pusaran polemik ini.

CNN dikenal sebagai pelopor konsep berita 24 jam dan telah menjadi salah satu sumber informasi global yang berpengaruh. Dalam meliput isu-isu internasional, CNN memiliki karakteristik pemberitaan yang khas : Mengedepankan perspektif Amerika dan Barat, Cenderung kritis terhadap isu-isu demokrasi dan HAM, Memberikan perhatian khusus pada aspek geopolitik, Menggunakan pendekatan investigatif dalam pemberitaan.

Lihat berita berjudul “Mantan jendral Prabowo, yang pernah dituduh melakukan pelanggaran HAM, menjabat sebagai Presiden Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia”. Berita tersebut menggambarkan bagaimana berita barat terkhususnya CNN ingin mengingatkan pembaca internasional mengenai isu HAM yang sensitif, terutama terkait sejarah Indonesia di masa Orde Baru.

CNN menunjukkan bagaimana media internasional sering kali memusatkan sorotan pada catatan HAM seorang pemimpin sebagai elemen penting dari reputasi internasionalnya, bahkan setelah ia dipilih secara demokratis. CNN juga menyoroti berbagai protes dari kelompok HAM yang terus mengingatkan masyarakat tentang dugaan pelanggaran yang pernah terjadi di Timor Leste dan kasus penculikan aktivis 1998, meskipun Prabowo membantah keterlibatannya secara langsung dalam insiden-insiden tersebut​.

Selain sisi sejarah ini, artikel CNN juga menyampaikan pandangan sebagian besar pendukung muda yang cenderung melihat Prabowo sebagai tokoh yang lebih berorientasi pada masa depan dan pertumbuhan ekonomi, serta pesona karismatiknya yang memikat generasi milenial. Pandangan berlawanan antara isu masa lalu dan harapan generasi muda ini mencerminkan dinamika yang cukup kompleks dalam lanskap politik Indonesia saat ini.

Dalam berita “AS beri selamat ke presiden terpilih prabowo, buka suara tentang HAM”. Pemberitaan CNN berusaha untuk menunjukkan bagaimana dukungan dari pihak Amerika Serikat tetap diberikan, meskipun adanya kekhawatiran mengenai komitmen HAM di bawah kepemimpinan Prabowo. Melalui sudut pandang ini, CNN menekankan pentingnya perhatian terhadap HAM sebagai bagian dari hubungan diplomatik antara AS dan Indonesia, terutama mengingat posisi Indonesia sebagai negara demokrasi besar.

Fokus pada Sejarah Kontroversial

CNN memilih untuk mengedepankan tuduhan pelanggaran HAM yang terkait dengan masa lalu militer Prabowo. Hal ini mengarahkan pembaca untuk mempertanyakan legitimasi kepemimpinan Prabowo dalam konteks demokrasi dan HAM. Framing ini menciptakan narasi yang kontras antara sejarah Prabowo dengan posisi Indonesia sebagai “negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” sehingga mempertanyakan apakah kepemimpinan Prabowo sejalan dengan nilai-nilai demokrasi modern.

Konstruksi Identitas Politik Prabowo

CNN juga membingkai Prabowo sebagai figur dengan latar belakang militer yang khas, yang secara historis sering dikaitkan dengan pendekatan otoritarian. Narasi ini mengangkat kekhawatiran mengenai apakah gaya kepemimpinan Prabowo akan lebih otoriter atau demokratis. Dengan framing ini, CNN secara implisit mempertanyakan apakah sosok dengan latar belakang seperti Prabowo dapat sepenuhnya beradaptasi dengan tuntutan kepemimpinan demokratis di Indonesia.

Sorotan pada Ketegangan Sosial-Politik

CNN juga menyoroti protes kelompok HAM yang terus menuntut pertanggungjawaban atas dugaan pelanggaran HAM di masa lalu. Dengan demikian, framing ini memperlihatkan ketegangan antara generasi yang masih mengingat Orde Baru dan generasi muda yang mungkin lebih tertarik pada visi ekonomi Prabowo dan simbol-simbol populernya. CNN menggambarkan dinamika sosial ini sebagai pergeseran pola dukungan yang kompleks, di mana isu-isu HAM tetap menjadi tantangan bagi persepsi publik.

 

Penulis: Guna Subekti – Mahasiswa Hubungan Internasional UTY dan Sekretaris LMND Sleman

 

Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Administrator

Baca Lainnya

Penambangan Pasir Kali Gendol: Antara Manfaat Ekonomi, dan Kerusakan Lingkungan

10 Januari 2025 - 07:03 WIB

PERAN MEDIA DALAM MENGANGKAT ISU-ISU PAPUA: PERSPEKTIF KOMPAS

8 Januari 2025 - 19:21 WIB

Analisis Pemberitaan BBC World Service tentang Isu Papua dalam Konteks Subnational Authoritarianism

8 Januari 2025 - 14:39 WIB

Mendorong Dialog dan Keadilan: Framing Tempo terhadap Konflik di Papua

7 Januari 2025 - 18:26 WIB

Mengancam Hak Otonomi Hongkong, RUU Ekktradisi ditolak Demonstran

6 November 2024 - 18:16 WIB

Protes Besar Hong Kong: Perspektif Demokrasi dalam Menolak RUU Ekstradisi

6 November 2024 - 17:52 WIB

Trending di Opini