Jakarta (14/12/2024) – Berbagai organisasi mahasiswa Jambi Se-Pulau Jawa menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam pembentukan “Aliansi Mahasiswa Jambi Se-Pulau Jawa” yang menjadi perbincangan hangat. Klarifikasi ini disampaikan menyusul beredarnya poster dan klaim sepihak terkait pembentukan aliansi tersebut tanpa adanya koordinasi resmi pada Selasa, 10 Desember 2024.
Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Jambi Jakarta Raya (PERMAJA JAYA), Irpandi Djarot, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah bergabung atau mengetahui pembentukan aliansi tersebut. “Kami tidak pernah bergabung dalam organisasi itu dan tidak mengetahui kapan aliansi ini dibentuk. Kami mengimbau semua pihak untuk berorganisasi secara baik tanpa mencatut nama organisasi lain,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Pascasarjana IPB University, Akbar Wahyu, yang menyebut bahwa di wilayah Bogor belum pernah ada diskusi resmi mengenai pembentukan aliansi ini. “Jika ada rencana serupa, prosesnya harus melalui mekanisme yang transparan dan melibatkan semua pihak terkait,” ujarnya.
Dari Jawa Tengah, Ketua Keluarga Mahasiswa Jambi (KEMBI) Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ), Rahmat Efendi, mengutuk keras segala bentuk penyalahgunaan nama mahasiswa Jambi. “Kami tidak pernah ikut serta dalam pembentukan aliansi tersebut dan menolak klaim sepihak yang tidak sesuai mekanisme organisasi,” ungkapnya.
Ketegasan juga datang dari Ikatan Mahasiswa Jambi-Semarang (IMJ-S). Perwakilan IMJ-S menyatakan, “Kami tidak pernah dilibatkan dalam diskusi maupun perumusan aliansi ini. Maka dari itu, kami tidak bertanggung jawab atas kegiatan yang mengatasnamakan mahasiswa Jambi untuk kepentingan pribadi.”
Ketua Forum Mahasiswa Sarolangun Yogyakarta, Afan Afandy, bersama Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Bungo Yogyakarta, M. Fajri, dan Ketua Ikatan Mahasiswa Jambi Surabaya (Imaja Surabaya), Husni Mubarak, juga menyampaikan sikap serupa. Mereka menilai klaim sepihak ini mencoreng nama baik mahasiswa Jambi di Pulau Jawa. “Penggunaan nama ‘Mahasiswa Jambi Se-Pulau Jawa’ harus melalui persetujuan bersama semua elemen terkait,” tegas Saudara Angga Septio Lasdi, Ketua Umum Sukutejo Yogyakarta.
Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Jambi ITB, Alif Rahmat Ananta, secara tegas menyampaikan protes terhadap klaim Bayu Pramudya sebagai Ketua Aliansi. “Kami tidak pernah mengetahui keberadaan aliansi ini dan mendesak klarifikasi dari pihak terkait,” ujarnya.
Di Mojokerto, Ketua Ikatan Mahasiswa Jambi Mojokerto (IMJA Mojokerto), Rizal Fahlevi, menekankan pentingnya transparansi dan koordinasi dalam pembentukan organisasi semacam ini. Sikap yang sama disampaikan Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Jambi (IKPMJ) Ponorogo, Alpaisol, yang menegaskan pentingnya proses terbuka untuk menghindari kesalahpahaman.
PLT Ketua Keluarga Pelajar Jambi (KPJ) Yogyakarta, Rizky Firnanda, menambahkan pentingnya moral dan etika berorganisasi dalam pembentukan aliansi semacam ini. “Kami tentu mendukung inisiatif yang bertujuan menyatukan mahasiswa Jambi di Pulau Jawa, tetapi harus dilakukan dengan mekanisme yang jelas, melibatkan semua pihak, dan tidak asal mencatut nama organisasi lain,” ujarnya.
Seluruh organisasi mahasiswa Jambi di Pulau Jawa menyerukan agar setiap upaya pembentukan aliansi dilakukan dengan mekanisme yang jelas, melibatkan semua pihak, dan mematuhi etika berorganisasi. Mereka berharap inisiatif serupa di masa depan dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh mahasiswa Jambi tanpa menimbulkan polemik.
Penulis: Wale Mukadar