Ambon (23/07/2024) – Kolaborasi antara Bank Sampah Induk (BSI) Bumi Lestari Maluku, Loka PSPL Sorong (Ditjen PKRL, KKP), Satker Ambon, dan BPPP Ambon (BPSDM, KKP) dalam program tahunan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) yang dilaksanakan di Kota Ambon perlahan menunjukkan tren positif dalam peningkatan kesadaran masyarakat.
Tren positif ini, menurut Listiyah Tuharea, Direktur BSI Bumi Lestari Maluku, merupakan hasil kerja nyata bersama antara lembaga pemerintah, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah di Kota Ambon. Dengan sinergi yang terjalin, program Gernas BCL tidak hanya berhasil mengurangi jumlah sampah plastik tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan laut.
“Saya berharap program Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berkolaborasi dengan kami dapat terus dilakukan ke depannya. Dengan program kolaborasi ini, para nelayan dan masyarakat bisa memahami pentingnya menjaga ekosistem laut agar tetap bersih dan sehat,” jelas Listiyah di Ambon.
Listiyah juga menambahkan bahwa keterlibatan BSI Bumi Lestari Maluku sebagai mitra kolaborasi dalam program Gernas BCL di Kota Ambon adalah kesempatan baik yang tidak boleh disia-siakan.
“Seperti yang kita ketahui, Kota Ambon adalah ibu kota Provinsi Maluku, yang luas wilayahnya kecil dan dikelilingi oleh lautan. Jumlah penduduknya 352.490 jiwa dan akan terus bertambah, baik dari kelahiran, urbanisasi, serta kunjungan pegawai dari provinsi atau kabupaten lain. Oleh karena itu, program Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut ini sangat penting. Sebagai bagian dari Bank Sampah Induk Bumi Lestari Maluku, kami akan mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam edukasi, sosialisasi, serta pelatihan pengolahan sampah, baik organik maupun anorganik, agar para nelayan bisa memahami nilai-nilai sampah jika dipilah dan diolah serta dimanfaatkan untuk kehidupan yang lebih berkualitas,” tambah Listiyah.
Program Gernas BCL mulai dilaksanakan di Kota Ambon pada tahun 2023, setelah diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2022. Tujuan dari program ini adalah mendukung target nasional penanganan sampah laut dengan mengurangi 70 persen sampah laut pada 2025 sesuai Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018, sekaligus sebagai implementasi program prioritas dalam mendukung kebijakan ekonomi biru KKP. Ini merupakan langkah konkret dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengedukasi nelayan dan masyarakat tentang pentingnya menjaga laut agar tetap bersih sehingga ekosistem laut tetap sehat.
Pelaksanaan di Kota Ambon pada tahun 2023 meliputi tiga desa, yaitu Desa Poka, yang dicanangkan sebagai desa Smart Fisheries Village, Desa Hative Besar, dan Desa Laha, dengan 75 nelayan teredukasi. Sedangkan pada tahun ini, telah dilaksanakan di Desa Poka, Desa Waiheru, dan Desa Hative Besar, dengan 80 nelayan teredukasi.

Masyarakat Kota Ambon antusias mengikuti kegiatan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Rangkaian kegiatannya meliputi edukasi, sosialisasi, dan pelatihan, termasuk pelatihan pengolahan minyak jelantah dan sampah organik untuk pembuatan eco enzyme dan eco soap. Pelatihan ini bertujuan untuk mencegah pencemaran limbah jelantah serta membantu kelompok nelayan budidaya mengatasi permasalahan budidaya ikan.
Tercatat selama kurun waktu tahun 2022 hingga 2023, program Gernas BCL di 36 kabupaten/kota di seluruh Indonesia telah berhasil mengumpulkan 261,22 ton sampah laut, melibatkan 2.858 nelayan. Di Kota Ambon, dalam dua bulan terakhir sejak BSI Bumi Lestari berkolaborasi dalam program ini, total sampah laut yang terkumpul, terpilah, dan ditabung mencapai 3.045,8 kg, terdiri dari sampah plastik sebesar 1.878,4 kg (62%) dan sampah non-plastik sebesar 1.167,4 kg (38%). Sampah yang dikumpulkan memiliki nilai ekonomis, dengan peserta berhasil menabung sampah hingga Rp3.800.896.
Harapannya, masyarakat dan nelayan yang sudah teredukasi dapat terus melakukan pembersihan laut serta pemilahan sampah untuk ditabung di BSI Bumi Lestari Maluku secara berkelanjutan guna membantu penghasilan para nelayan. Para nelayan juga diharapkan dapat mengajak tetangga, kerabat, dan saudara untuk melakukan hal yang sama serta memanfaatkan hasil olahan sampah dengan bimbingan dari Bank Sampah Induk.
Penulis: Subhan Akbar Saidi