Yogyakarta (28/02/2025) – Dr. Syarif Fasha, M.E., Anggota DPR RI Komisi XII, mengadakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bersama mahasiswa asal Jambi yang tergabung dalam Keluarga Pelajar Jambi Yogyakarta di Hotel Tembok Batu Residence. Acara ini dihadiri oleh 86 mahasiswa, melebihi kuota awal yang ditetapkan, mencerminkan tingginya antusiasme mahasiswa untuk memahami nilai-nilai kebangsaan.
Dalam kegiatan tersebut, Dr. Syarif Fasha tidak hanya menjelaskan tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, tetapi juga berbicara mengenai peran mahasiswa dalam politik, pentingnya jalur hukum dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, serta kondisi Jambi saat ini.
Mahasiswa Jangan “Haram Politik”, Justru Harus Masuk Politik untuk Perubahan
Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Dr. Syarif Fasha adalah pentingnya mahasiswa memahami politik sebagai bagian dari perjuangan membangun bangsa. Ia menegaskan bahwa mahasiswa tidak boleh menganggap politik sebagai sesuatu yang “haram”, melainkan harus melihatnya sebagai alat untuk melakukan perubahan.
“Jika ingin merubah keadaan, masuklah ke politik. Jangan hanya melihat dari luar dan mengkritik tanpa solusi. Jika kita ingin negara ini lebih baik, kita harus masuk ke dalam sistem dan berkontribusi langsung,” tegasnya.

Dok. Ikatan keluarga Pelajar Mahasiswa Jambi Yogyakarta
Dalam kesempatan itu, ia juga membagikan pengalaman pribadinya saat pertama kali terjun ke dunia politik. Awalnya, ia adalah seorang pengusaha sukses, tetapi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Jambi karena ingin membawa perubahan bagi kota kelahirannya.
“Secara finansial, kalau dihitung-hitung, saya tekor. Sebagai pengusaha, saya punya penghasilan yang stabil. Tapi dalam politik, saya menemukan kepuasan batin yang tidak bisa dinilai dengan uang, yaitu ketika melihat perubahan nyata yang saya lakukan untuk masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap mahasiswa tidak alergi terhadap politik, karena tanpa keterlibatan anak muda, politik akan dikuasai oleh orang-orang yang tidak memiliki visi perubahan.
Mahasiswa Harus Kritis: Tak Hanya Demo, Gunakan Jalur Konstitusional
Dalam diskusi tersebut, Dr. Syarif Fasha juga menekankan bahwa mahasiswa harus tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Namun, ia mengingatkan agar kritik tidak hanya dilakukan melalui demonstrasi di jalan, melainkan juga melalui jalur konstitusional yang lebih efektif, seperti mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Presiden sekalipun sulit merubah UUD atau peraturan yang sudah ada. Tetapi di MK, kita bisa menguji kebijakan yang dianggap tidak adil atau merugikan rakyat. Jika ingin perubahan yang nyata, gunakan jalur hukum. Itu lebih efektif daripada hanya turun ke jalan tanpa hasil yang jelas,” ujarnya.
Menurutnya, demonstrasi tetap sah dilakukan sebagai bentuk ekspresi mahasiswa, tetapi harus dilakukan di tempat yang tepat. Ia menyarankan agar mahasiswa lebih memilih untuk berdemo di Gedung DPR, bukan di kantor pemerintah.
“Gedung DPR adalah tempat yang paling tepat untuk menyampaikan aspirasi karena di sanalah wakil rakyat bekerja dan membuat kebijakan. Kalau demonya ke kantor pemerintah, itu kurang efektif karena eksekutif hanya menjalankan aturan yang sudah ditetapkan oleh legislatif,” jelasnya.
Perjuangan di Komisi XII: Mengatasi Dampak Batu Bara di Jambi
Selain membahas politik dan jalur konstitusional, Dr. Syarif Fasha juga memaparkan kondisi terkini di Jambi, khususnya mengenai masalah batu bara yang sering dikeluhkan masyarakat. Ia mengakui bahwa aktivitas tambang batu bara yang berlebihan telah menimbulkan keresahan, terutama terkait lalu lintas angkutan yang ugal-ugalan dan merusak jalan umum.
Sebagai anggota Komisi XII DPR RI, Dr. Syarif Fasha mengungkapkan bahwa dirinya sedang berjuang untuk menurunkan kuota batu bara yang terlalu besar di Jambi. Ia menyadari bahwa eksploitasi sumber daya alam ini telah membawa dampak negatif bagi masyarakat.
“Saya tahu ini menjadi masalah besar bagi warga Jambi. Oleh karena itu, saya di Komisi XII sedang berjuang untuk menekan kuota batu bara agar tidak terlalu besar. Kalau kuota terlalu tinggi, perusahaan tambang akan terus mengekspor dalam jumlah masif, dan dampaknya kita yang merasakan, terutama dari sisi transportasi dan lingkungan,” paparnya.
Ia menambahkan bahwa kebijakan terkait batu bara harus lebih berpihak pada kepentingan rakyat, bukan hanya keuntungan perusahaan tambang.
Harapan dan Kesimpulan

Dok. Ikatan keluarga Pelajar Mahasiswa Jambi Yogyakarta
Sosialisasi ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa Jambi di Yogyakarta. Para peserta yang hadir tidak hanya mendapatkan pemahaman tentang 4 Pilar Kebangsaan, tetapi juga diajak untuk lebih peduli terhadap politik, menggunakan jalur hukum dalam menyampaikan aspirasi, serta memahami tantangan yang dihadapi oleh daerah asal mereka, Jambi.
Banyak mahasiswa yang merasa termotivasi setelah mendengar pengalaman dan pesan dari Dr. Syarif Fasha. Salah satu peserta, Cesya Wahyu Suharti (Mahasiswi UIN sunan Kalijaga Asal Kota Jambi Jambi), mengatakan bahwa ia semakin memahami pentingnya keterlibatan dalam politik dan bagaimana jalur hukum bisa menjadi solusi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Selama ini saya pikir politik hanya untuk orang-orang tertentu, tetapi dari acara ini saya sadar bahwa kalau ingin perubahan, kita harus ikut terlibat. Saya juga baru tahu bahwa MK adalah jalur yang lebih efektif daripada hanya sekadar berdemonstrasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Ketua Umum Keluarga Pelajar Jambi Yogyakarta.Rizky Firnanda, S.Pd., Berterimakasih kepada Sy Fasha yang telah meluangkan waktu untuk melakukan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Yogyakarta, menurut nya ini sejarah pertama Anggota DPR RI Jambi Aktif melakukan kegiatan ini diluar Jambi (Yogyakarta) “ini menunjukkan pak Fasha ingin seluruh generasi muda Jambi mengetahui kondisi Jambi dan juga memberikan sumbangsih baik pikiran agar persoalan-persoalannyanh ada dapat terurai, Mahasiswa Pascasarjana UII Yogyakarta ini juga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan untuk membekali mahasiswa dengan wawasan kebangsaan yang lebih luas.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Pak Fasha yang memberikan pencerahan bagi kami sebagai mahasiswa rantau. Semoga ke depan lebih banyak lagi diskusi seperti ini agar kami bisa semakin memahami peran kami dalam membangun bangsa,” tutupnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, mahasiswa Jambi di Yogyakarta kini memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang peran politik dalam perubahan, pentingnya jalur hukum dalam memperjuangkan hak, serta kondisi terkini yang dihadapi oleh daerah asal mereka. Dr. Syarif Fasha berharap mahasiswa Jambi terus menjadi generasi yang kritis, aktif, dan berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara.