Yogyakarta (24/11/2024) – Pada Sabtu, 31 Agustus 2024, IMADATA (Ikatan Mahasiswa Budidaya Pertanian) INSTIPER Yogyakarta resmi meluncurkan program kerja terbaru mereka, Desa Binaan, yang berlokasi di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini dirancang sebagai upaya sinergi antara mahasiswa dan masyarakat setempat dalam membentuk sistem pertanian berkelanjutan yang mengoptimalkan potensi sumber daya alam lokal. Melalui Desa Binaan ini, IMADATA INSTIPER ingin mewujudkan pengabdian nyata mahasiswa, khususnya dari Fakultas Pertanian, dengan menyalurkan ilmu, tenaga, dan waktu untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengembangkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Desa Binaan ini berangkat dari tema besar “Mewujudkan Desa yang Mandiri Dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam Untuk Pertanian Berkelanjutan,” yang merefleksikan tujuan utama program ini membentuk desa yang mandiri dalam mengelola sumber daya alam secara efisien guna mendukung pertanian yang berkesinambungan. Tema ini dirancang untuk menginspirasi masyarakat Desa Metes agar lebih percaya diri dalam memanfaatkan potensi alam yang ada, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dalam setiap proses budidaya. Program ini tidak hanya berfokus pada transfer ilmu dan teknologi pertanian dari mahasiswa kepada masyarakat, tetapi juga mendorong terwujudnya kolaborasi erat antara mahasiswa dan warga dalam berbagai aspek pertanian, seperti pengolahan tanah, pengendalian hama alami, dan teknik penanaman berkelanjutan. Dengan adanya Desa Binaan ini, IMADATA INSTIPER berharap dapat menciptakan model desa mandiri yang mampu menjaga keseimbangan lingkungan sambil meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Acara pembukaan Desa Binaan IMADATA INSTIPER di Desa Metes berlangsung meriah dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari desa. Hadir dalam acara ini Ketua Dukuh, Bapak Wisnu Kurniawan, S.T., yang memberikan dukungan penuh terhadap program pengabdian masyarakat ini. Pendamping KWT Surya Harapan, Bapak Amjad, A.Md., juga hadir bersama Ibu Tumilah, Ketua KWT Surya Harapan, yang turut menyambut kehadiran mahasiswa. Dari pihak INSTIPER Yogyakarta, acara ini didampingi oleh Dosen Fakultas Pertanian, Bapak Dian Pratama Putra, S.P., M.Sc., yang berperan sebagai dosen pendamping kegiatan Desa Binaan di Desa Metes. Dalam sambutannya, Pak Dian menekankan pentingnya perlakuan khusus pada tanah untuk menjadikannya media tanam yang subur. “Tidak ada tanah yang tidak bisa diolah, semua tanah bisa menjadi media tanam yang baik selagi diberi perlakuan khusus,” ucapnya. Ujaran ini menginspirasi ibu-ibu KWT yang hadir, yang tampak antusias menerima kehadiran mahasiswa IMADATA INSTIPER untuk melaksanakan program pengembangan pertanian ini. Setelah acara pembukaan, seluruh panitia dan tim khusus, dipandu langsung oleh Pak Dian, bergerak ke lahan yang akan dibudidayakan untuk melakukan langkah awal berupa pengecekan kondisi tanah. Tim segera memeriksa pH tanah serta teksturnya sebagai dasar perencanaan pengolahan lahan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pH tanah bersifat masam dan teksturnya sangat keras, yang menandakan perlunya pengolahan intensif untuk mempersiapkan lahan menjadi media tanam yang optimal. Langkah berikutnya adalah penggemburan dan pemberian perlakuan khusus pada tanah, termasuk pemupukan dan pengaturan pH, yang diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. Kegiatan ini menandai awal dari kerja sama yang erat antara IMADATA INSTIPER dan masyarakat Desa Metes dalam membangun pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.
Pada hari pertama pelaksanaan program Desa Binaan IMADATA INSTIPER Yogyakarta bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Surya Harapan di Desa Metes, seluruh panitia dan peserta melakukan kegiatan perdana berupa Pengolahan Tanah Intensif. Kegiatan ini melibatkan penggemburan tanah dengan peralatan konvensional seperti cangkul dan gembor, diikuti dengan pembentukan bedengan pada area terasan yang telah ditentukan. Setelah bedengan terbentuk, tanah diperkaya dengan pupuk kompos untuk memperbaiki strukturnya, guna mempersiapkan lahan bagi proses pindah tanam. Langkah selanjutnya adalah penambahan aktivator pada bedengan untuk menghadirkan mikroorganisme yang mempercepat dekomposisi bahan organik, sehingga kualitas tanah menjadi lebih subur. Di akhir proses, pupuk dolomit ditambahkan untuk menetralkan pH tanah, lalu tanah disiram dengan air untuk memastikan distribusi nutrisi yang optimal. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lahan tanam yang siap mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal dan berkelanjutan.
Pada hari Sabtu, 7 September 2024, telah dilaksanakan pertemuan kedua desa binaan IMADATA INSTIPER di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertemuan ini difokuskan pada kegiatan penanaman komoditas utama di desa binaan, yaitu cabai, terong, bayam, dan kangkung. Kegiatan utama yang dilaksanakan mencakup proses pindah tanam untuk benih cabai dan terong yang telah disemai pada pertemuan sebelumnya. Kedua komoditas ini ditanam di bedengan yang telah diolah sebelumnya, sehingga siap mendukung pertumbuhan tanaman dengan optimal. Selain kegiatan penanaman, peserta juga mendapatkan edukasi tentang pembuatan pestisida nabati, yaitu pestisida yang menggunakan bahan aktif alami dari tanaman. Pada kesempatan ini, pestisida nabati dibuat dari bahan-bahan lokal seperti bawang putih, tembakau, daun sirsak, daun pepaya, batang serai, dan lengkuas. Langkah ini bertujuan untuk memperkenalkan metode pengendalian hama dan penyakit tanaman yang memanfaatkan sumber daya alam yang mudah dijangkau. Sebagai tambahan, dilaksanakan juga edukasi dan praktik hidroponik dengan menggunakan media botol bekas dan kain perca. Praktik ini menggunakan benih kangkung sebagai tanaman hidroponik, memberikan pengalaman kepada peserta tentang cara bercocok tanam yang efisien dan ramah lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas dan memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan bahan-bahan sederhana sebagai media tanam yang efektif.
Pada hari Sabtu, 21 September 2024, telah dilaksanakan pertemuan ketiga desa binaan di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertemuan ini mencakup berbagai kegiatan perawatan dan pemupukan pada tanaman cabai, bayam, dan terong. Kegiatan perawatan tanaman meliputi pemupukan, penyiraman, konsolidasi tanaman, serta pemberian pestisida nabati untuk menjaga kesehatan dan kualitas tanaman. Selain itu, seluruh peserta, yang terdiri dari panitia dan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT), turut serta dalam praktik pembuatan dan penanaman hidroponik. Praktik ini menggunakan media tanam dari bahan sederhana, yaitu botol bekas dan kain perca, sebagai upaya pemanfaatan barang-barang yang ada di sekitar untuk dijadikan media tanam yang bermanfaat. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas dan kesadaran akan pentingnya bercocok tanam dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijangkau dan ramah lingkungan.

Sumber: IKATAN MAHASIWA BUDIDAYA PERTANIAN INSTIPER YOGYAKARTA (IMADATA)
Pertemuan keempat desa binaan pada Sabtu 5 Oktober 2024 di desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam rangka menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman cabai dan terong, telah dilaksanakan serangkaian kegiatan perawatan intensif. Kegiatan ini meliputi pemupukan secara berkala, penyiraman yang optimal, konsolidasi tanaman untuk memastikan tumbuh dengan baik, serta pemberian pestisida nabati guna mengendalikan hama secara ramah lingkungan. Upaya ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan menghasilkan hasil panen yang maksimal. Bedengan yang ditanami kangkung dan bayam telah dikelola dengan cermat, memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan siap dipetik. Hasil panen ini menjadi pencapaian awal yang membanggakan dari kolaborasi antara panitia, peserta, dan ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Surya Harapan. Selain menyediakan sayuran segar untuk kebutuhan masyarakat, panen ini juga menunjukkan potensi pemberdayaan masyarakat dalam menghasilkan komoditas pangan secara mandiri dan berkelanjutan. Setelah panen, kegiatan dilanjutkan dengan penyemaian benih baru sebagai persiapan untuk penanaman pada bedengan yang baru saja dipanen. Kegiatan penyemaian ini diikuti oleh seluruh peserta, termasuk panitia dan ibu-ibu KWT. Dalam proses ini, mereka diajarkan cara memilih benih berkualitas, menyiapkan media tanam yang sesuai, dan menempatkan benih pada kedalaman yang tepat untuk mendukung perkecambahan optimal. Penyemaian ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bibit tanaman berikutnya yang akan ditanam di bedengan, sehingga siklus tanam dapat berjalan tanpa hambatan.
Pada pertemuan kelima Desa Binaan IMADATA INSTIPER yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Oktober 2024 di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, kegiatan berfokus pada perawatan tanaman, panen, dan edukasi bagi masyarakat. Kegiatan dimulai dengan perawatan tanaman cabai dan terong untuk memastikan pertumbuhan optimal melalui penambahan unsur hara yang dibutuhkan, diikuti dengan panen bayam dan kangkung yang telah memasuki masa panen. Setelah itu, diadakan edukasi mengenai rotasi tanam yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) tentang praktik rotasi panen yang baik, yang penting dalam mempertahankan kesuburan tanah dan mengurangi risiko hama. Selanjutnya, ibu-ibu KWT mengikuti edukasi pengelolaan benih, mencakup cara memilih, menyimpan, dan merawat benih dengan baik agar kualitas tanaman terjaga. Melalui rangkaian kegiatan ini, program Desa Binaan IMADATA INSTIPER terus berkomitmen mendukung masyarakat Desa Metes dalam membangun sistem pertanian yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan.
Pada pertemuan keenam Desa Binaan IMADATA INSTIPER yang dilaksanakan pada Sabtu, 2 November 2024, di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan dimulai dengan edukasi mendalam mengenai perawatan tanaman. Dalam sesi ini, para peserta diajarkan teknik-teknik perawatan yang mencakup pemupukan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, penyiraman yang efisien agar tanaman tetap terjaga kelembabannya tanpa berlebihan, serta pengendalian hama dan penyakit yang dapat mengancam kesehatan tanaman. Selain itu, dijelaskan juga berbagai langkah teknis dan cara-cara untuk memastikan tanaman tumbuh dengan optimal, seperti pemilihan alat yang sesuai dan waktu perawatan yang tepat. Tujuan dari edukasi ini adalah untuk memberikan keterampilan praktis kepada ibu-ibu KWT agar mereka dapat merawat tanaman dengan lebih efektif, sehingga hasil pertanian yang diperoleh lebih baik, sehat, dan berkelanjutan. Kegiatan selanjutnya adalah edukasi mengenai peran Penyuluh Pertanian, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai fungsi dan tanggung jawab penyuluh dalam dunia pertanian. Para peserta diajarkan tentang bagaimana penyuluh pertanian dapat berperan dalam memberikan informasi teknis dan pendampingan kepada petani, baik pada skala pertanian kecil, menengah, maupun besar. Dalam kegiatan ini, para ibu-ibu KWT diberi pengetahuan tentang bagaimana seorang penyuluh pertanian dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian melalui berbagai program, serta memfasilitasi petani dalam menghadapi tantangan yang ada di lapangan. Tujuan dari edukasi ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran bahwa penyuluh pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kapasitas petani dan mendorong perkembangan sektor pertanian yang berkelanjutan di tingkat lokal. Diharapkan, dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran penyuluh, masyarakat dapat lebih aktif dalam mencari bantuan dan informasi yang mereka butuhkan untuk memperbaiki hasil pertanian mereka.
Setiap pertemuan dalam program Desa Binaan IMADATA INSTIPER juga diiringi dengan pelaksanaan pre-test dan post-test yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan pengetahuan peserta sebelum dan setelah kegiatan edukasi dilakukan. Pre-test dilaksanakan di awal pertemuan untuk menilai tingkat pengetahuan awal peserta mengenai topik yang akan dibahas, sementara post-test dilakukan setelah kegiatan edukasi selesai, untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan yang diperoleh. Melalui metode ini, diharapkan dapat terlihat secara jelas sejauh mana materi yang disampaikan dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta, serta seberapa efektif program edukasi ini dalam meningkatkan keterampilan dan wawasan mereka dalam bidang pertanian. Dengan adanya evaluasi ini, panitia dapat mengidentifikasi area yang masih perlu penguatan atau penyesuaian dalam penyampaian materi di pertemuan berikutnya, sehingga program Desa Binaan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Penulis: Putri Dwi Kusuma