Yogyakarta (7/12/2024) – Sabtu, 28 september 2024 Ikatan Mahasiswa Budidaya Pertanian (IMADATA) INSTIPER Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan hari tani. Dalam satu hari pelaksanaan penuh, diisi dengan penyuluhan dan kegiatan demonstrasi pembuatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), pembuatan Biosaka dan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Berlokasi di Desa Binaan IMADATA (priode 31 Agustus sampai dengan 3 November 2024) yaitu di Desa Metes, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini berhasil menarik perhatian lebih dari 100 peserta yang teregistrasi, mulai dari dosen, akademisi, mahasiswa, KWT (Kelompok Wanita Tani), dan kepala dukuh.
Mengusung tema “Mahasiswa Dan Petani Bersinergi Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Untuk Masa Depan”, hari tani IMADATA berfokus pada peningkatan pengetahuan dan praktik pertanian yang berkelanjutan, untuk menjawab permasalahan KWT Surya Harapan tersebut.
Pemateri pada acara penyuluhan yang berlokasi di joglo tempat pertemuan KWT Surya Harapan dihadiri oleh bapak Galang Indra Jaya, SP., MP, selaku dosen INSTIPER Yogyakarta. Bapak Galang menyampaikan bahwasanya penting partisipasi generasi muda dalam membangun pertanian ramah lingkungan. “pertanian ramah lingkungan bukan sekadar tren, tetapi sebuah kebutuhan mendesak di era modern ini” tegas Galang.
Sementara itu, Ibu Tumila, ketua KWT Surya Harapan, menyoroti pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dengan petani. “kita percaya bahwa melalui pendidikan, kolaborasi, dan aksi nyata, mahasiswa dapat memiliki peran kunci dalam membangun masa depan pertanian” ujar Tumila.
Bapak Syahesta Kahfi Siregar, selaku Ketua Panitia Hari Tani, menyampaikan mengenai pentingnya pertanian bagi suatu bangsa. “Dihari Tani Nasional ini mari kita ingat, bahwa kemajuan pertanian adalah kunci kesejahteraan bangsa” tutur Ketua Panitia.
Petani dengan keluh kesahnya masih berfikir dan memahami bahwa lahan dengan tanah karst pada desa ini adalah lahan mati, dan sebagian petani juga menyebutnya lahan tidur. IMADATA, lebih memilih berpendapat bahwa itu lahan tidur yang bisa “dibangunkan” dan dimanfaatkan. Keyakinan IMADATA akan potensi ini bukan tanpa dasar, IMADATA melihat terdapat begitu banyak alternatif untuk melakukan konservasi lahan karst ini, salah satu nya dengan konservasi pertanian organik.
Pada demonstrasi pembuatan PGPR dan Biosaka, IMADATA menegaskan bahwasanya bahan yang diperlukan dapat diperoleh di sekitar karangan rumah, berada disekitar kebun dan dalam proses pembuatannya juga tidak memerlukan teknologi yang canggih. Dalam pembuatan PGPR dan Biosaka para anggota KWT dan mahasiswa sangat antusias dan menikmati kegiatan. Beberapa pertanyaan juga diajukan oleh mahasiswa dan para KWT Surya Harapan. Hasil PGPR dan Biosaka yang telah dibuat oleh mahasiswa bersama-sama dengan KWT, kemudian diaplikasikan pada komoditas yang berada di kebun Desa Metes.
Selanjutnya diakhiri dengan penanaman toga sebagai simbolis kehidupan yang penuh harapan, dan mendorong langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberagaman tanaman lokal. IMADATA memiliki harapan besar kepada pertanian Indonesia yang mempunyai visi berdaulat dalam sektor pertanian dan energi, hal ini dapat didukung melalui Hari Tani nasional kedepannya.
Kegiatan hari tani 2024 menjadi bukti nyata komitmen IMADATA dalam mendukung transformasi petani dan pertanian nasional yang berkelanjutan melalui penyuluhan serta demonstrasi nyata. IMADATA sepakat melalui kolaborasi yang kuat antara dosen, akademisi, mahasiswa, dan petani. Kita dapat terus merawat dan mengembangkan pertanian Indonesia untuk jawaban utama dalam mencapai Indonesia emas 2045 sebagai negara yang berkedaulatan pangan dan energi kedepannya.
Penulis: Putri Dwi Kusuma
