Menu

Mode Gelap
 

Opini · 8 Jan 2025 19:21 WIB ·

PERAN MEDIA DALAM MENGANGKAT ISU-ISU PAPUA: PERSPEKTIF KOMPAS


 PERAN MEDIA DALAM MENGANGKAT ISU-ISU PAPUA: PERSPEKTIF KOMPAS Perbesar

Yogyakarta (09/01/2025) – Media dapat didefinisikan sebagai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik, baik dalam bentuk cetak, elektronik, maupun digital.dalam konteks demokrasi modern, media memiliki tanggung jawab penting untuk menyajikan informasi yang objektif, mendalam, dan relevan. Di Indonesia, isu Papua menjadi salah satu topik yang sering mendapatkan perhatian di media nasional. Kompas, salah satu media besar di Indonesia, secara konsisten meliput isu-isu di Papua dengan beragam perspektif. Tiga isu yang menjadi perhatian utama adalah konflik dan pelanggaran HAM, kebebasan pers, serta pembangunan infrastruktur.

Kompas memberikan perhatian besar pada insiden-insiden kekerasan yang melibatkan aparat keamanan dan kelompok bersenjata. Artikel berjudul “Konflik Senjata di Intan Jaya, Korban Jiwa Berguguran Hingga Seruan Damai” menyoroti dampak konflik terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil. Laporan ini menekankan bahwa kekerasan yang terjadi tidak hanya mengakibatkan kerugian fisik tetapi juga trauma psikologis bagi masyarakat. Dengan menggunakan data dan wawancara dari berbagai pihak, artikel ini menggambarkan bagaimana konflik terus memengaruhi keseharian warga Papua.

Tantangan kebebasan pers juga menjadi salah satu fokus utama Kompas. Dalam liputan “AJI: Ada 114 Kasus Kekerasan Jurnalis di Papua Sepanjang 20 Tahun Terakhir”, digambarkan bahwa jurnalis lokal sering menghadapi tekanan dan ancaman yang menghambat peliputan independen. Tidak jarang, wartawan menghadapi risiko kekerasan fisik dan pembatasan akses ke informasi. Lingkungan kerja yang represif ini, menurut laporan tersebut, berkontribusi pada kurangnya transparansi pemberitaan di Papua dan memperburuk pemahaman publik mengenai situasi di wilayah tersebut.

Dalam memberitakan isu-isu Papua, framing yang dilakukan oleh Kompas memainkan peran penting. Narasi human interest digunakan untuk menggambarkan dampak konflik terhadap kehidupan individu maupun komunitas lokal. Media menyoroti bagaimana kehidupan warga terganggu oleh situasi konflik yang berlangsung bertahun-tahun serta dampaknya terhadap struktur sosial masyarakat. Pendekatan berbasis data juga menjadi fondasi dalam memperkuat pemahaman audiens akan skala dan dampak dari permasalahan di Papua. Dengan mengedepankan sudut pandang yang berimbang, pemberitaan ini memberikan konteks yang lebih luas kepada pembaca.

Kompas memposisikan dirinya sebagai media as conflict resolution dengan menjadi katalis dialog. Pemberitaan kerap menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat adat, pemerintah pusat, dan kelompok masyarakat sipil. Kritik terhadap kebijakan keamanan yang cenderung represif disampaikan dengan harapan mendorong upaya yang lebih manusiawi dan solutif. Penekanan diberikan pada perlunya dialog terbuka yang tidak hanya bersifat formal, tetapi juga melibatkan unsur-unsur budaya lokal untuk membangun saling pengertian dan kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat.

Pemberitaan Kompas membantu meningkatkan kesadaran publik mengenai kompleksitas isu Papua. Dengan menyajikan analisis yang berbasis data dan narasi yang mendalam, media menggali akar permasalahan seperti marginalisasi ekonomi dan diskriminasi budaya. Pendekatan ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai pentingnya pembangunan yang inklusif dan berbasis keadilan. Kesadaran yang ditumbuhkan dari pemberitaan semacam ini berperan dalam mendorong terciptanya kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat Papua.

Penting untuk melihat bagaimana narasi ini berkembang seiring waktu. Pemberitaan di media tidak hanya mengungkapkan fakta-fakta eksplisit tetapi juga mengangkat potensi-potensi solusi yang muncul dari dinamika sosial dan ekonomi masyarakat. Pembangunan yang dilakukan sering kali menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan, dan hal ini menjadi bahan diskusi dalam banyak artikel. Selain itu, ada pula fokus pada dampak kebijakan pemerintah yang kadang mengabaikan aspek-aspek lokal. Kesadaran mengenai pentingnya kearifan budaya lokal dalam menghadapi tantangan pembangunan telah menjadi bagian integral dari pemberitaan yang konsisten diangkat oleh Kompas. Media ini juga kerap kali memberikan wawasan mengenai pentingnya pemberdayaan masyarakat Papua dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Upaya media dalam memfasilitasi dialog antar pemangku kepentingan tidak hanya berhenti pada penyampaian informasi. Media juga menjadi instrumen penting untuk mengadvokasi perubahan kebijakan, mendorong penguatan partisipasi masyarakat lokal dalam setiap proses pembangunan di Papua. Narasi yang diangkat sering kali menyoroti ketidaksetaraan yang terjadi di lapangan dan mengusulkan jalan keluar yang konkret. Penyampaian sudut pandang yang beragam dari berbagai pihak juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mencerminkan kebutuhan serta aspirasi masyarakat yang paling terdampak.

Sebagai salah satu media utama di Indonesia, Kompas memainkan peran signifikan dalam membahas isu dengan lebih inklusif mengenai Papua. Konsistensi dalam menyajikan kritik yang konstruktif, dipadukan dengan pendekatan berbasis narasi dan analisis data yang akurat, menjadi landasan kuat bagi media ini dalam upayanya membangun kesadaran publik. Pendekatan ini memperkuat peran media sebagai aktor yang mampu mendorong terciptanya solusi damai dan adil di tengah berbagai tantangan yang terus dihadapi masyarakat Papua.

Dengan berbagai pendekatan yang dilakukan, pemberitaan Kompas tidak hanya berperan sebagai penyaji informasi tetapi juga penggerak perubahan sosial. Keberhasilan media ini terletak pada kemampuannya menyampaikan laporan yang kredibel, menarik, dan membangun jembatan pemahaman antara pemerintah dan masyarakat Papua. Kompas menyajikan platform yang memungkinkan beragam suara untuk terdengar, memperkuat relevansinya di tengah era digitalisasi saat ini. Perannya mungkin bisa dibilang sebagai aktor sosial memperlihatkan bahwa media dapat menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat masalah.

 

Penulis: Zulfadli Karnaini A (Mahasiswa HI UTY & Bendahara LMND Sleman)

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Administrator

Baca Lainnya

Penambangan Pasir Kali Gendol: Antara Manfaat Ekonomi, dan Kerusakan Lingkungan

10 Januari 2025 - 07:03 WIB

Analisis Pemberitaan BBC World Service tentang Isu Papua dalam Konteks Subnational Authoritarianism

8 Januari 2025 - 14:39 WIB

Mendorong Dialog dan Keadilan: Framing Tempo terhadap Konflik di Papua

7 Januari 2025 - 18:26 WIB

Mengancam Hak Otonomi Hongkong, RUU Ekktradisi ditolak Demonstran

6 November 2024 - 18:16 WIB

Bagaimanakah Media Barat Memberitakan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Indonesia?

6 November 2024 - 17:55 WIB

Protes Besar Hong Kong: Perspektif Demokrasi dalam Menolak RUU Ekstradisi

6 November 2024 - 17:52 WIB

Trending di Opini