Namlea (05/01/2025) – Beberapa hari lalu, Kapolresta Pulau Buru, Ibu AKBP Sulastri Sukidjang, S.H., S.I.K., M.M, mengambil peran sentral dalam memfasilitasi mediasi antara ahli waris dan Koperasi Tambang Gunung Botak. Inisiatif ini muncul sebagai upaya mencari titik temu yang konstruktif, mengingat berbagai permasalahan yang telah lama membelit kedua pihak.
Mediasi yang difasilitasi oleh Polres Pulau Buru ini sendiri merupakan usulan dari para ahli waris sebagai jalan damai untuk menyelesaikan sengketa tanpa menimbulkan konflik yang lebih besar. Dalam pertemuan intensif tersebut, para ahli waris secara tegas menegaskan bahwa Ibu Kapolres tidak memiliki kepentingan pribadi ataupun afiliasi apapun dalam perkara ini. Pernyataan ini bertujuan memberikan kepercayaan kepada semua pihak bahwa proses mediasi berjalan dengan objektif dan profesional.
Lebih lanjut, perwakilan ahli waris berharap agar semua pihak — terutama masyarakat luas dan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab — tidak memperkeruh suasana. Mereka mengingatkan agar tidak ada tudingan yang bisa mengganggu ketertiban dan proses mediasi yang tengah berlangsung demi menjaga kondusifitas di daerah.
Reza Reinaldi Wael atau Adhyna, salah satu ahli waris, menyampaikan apresiasi penuh atas peran aktif Polres Pulau Buru, khususnya Kapolresta. Dalam pernyataannya, Adhyna menyatakan,
“Kami sangat mengapresiasi langkah Kapolres yang cepat tanggap dan penuh integritas dalam memfasilitasi dialog antara ahli waris dan koperasi. Ini merupakan upaya yang sangat kami butuhkan untuk mengurai benang kusut yang selama ini menimbulkan ketegangan. Kami yakin dengan niat baik ini, jalinan komunikasi dapat diperbaiki dan jalan keluar yang berkeadilan dapat kami capai bersama. Kami juga meminta semua pihak untuk tidak membuat suasana menjadi tidak kondusif dengan berbagai tudingan yang tidak berdasar, sebab hal ini hanya akan menghambat proses positif yang tengah berjalan.”
Selain itu, Raja Kaiely Fandi A. Wael yang juga merupakan pimpinan adat menambahkan bahwa keterlibatan Polres Pulau Buru sangat membantu membuka pintu komunikasi yang sebelumnya tertutup akibat ketidakpercayaan di antara para pihak. Hal ini membuka jalan bagi solusi jangka panjang dan menghindarkan potensi sengketa berlarut-larut yang dapat merugikan seluruh pihak, termasuk masyarakat Pulau Buru yang terdampak.
Sengketa antara ahli waris dan Koperasi Tambang Gunung Botak sendiri sudah berlangsung selama beberapa waktu, dengan persoalan utama menyangkut pengelolaan aset tambang yang belum menemukan titik terang. Konflik ini sempat menimbulkan ketegangan sosial di masyarakat, sehingga kehadiran Polres Pulau Buru dalam memediasi mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
Kapolresta Pulau Buru menegaskan komitmen kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban, sekaligus mendukung proses hukum dan penyelesaian sengketa secara damai. Dengan pendekatan humanis dan profesional, Polres berharap dapat menjadi jembatan perdamaian sekaligus menjaga keharmonisan sosial di Pulau Buru.
Diharapkan melalui mediasi yang difasilitasi ini, baik para ahli waris maupun pihak koperasi dapat menemukan titik temu agar pengelolaan aset tambang Gunung Botak berjalan transparan dan adil. Sehingga, konflik serupa tidak akan muncul kembali dan justru membuka peluang kemakmuran bersama bagi warga sekitar.
Penulis: Evanthio Yudhistira
