Jakarta (23/06/2024) — Menyambut hari lahir ke-25 Tahun Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) pada 9 – 11 Juli mendatang, Eksekutif Nasional LMND menyelenggarakan Training of Trainer (TOT) tentang pengelolaan media sosial secara daring. Acara tersebut diikuti dengan antusias oleh puluhan anggota LMND dari berbagai daerah pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Ketua Umum LMND, Syamsudin Saman, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan anggota LMND agar cakap dalam menggunakan dan mengelola media sosial di era digital saat ini.

Puluhan anggota LMND dari berbagai daerah sedang mengikuti Training of Trainer (TOT) tentang pengelolaan media sosial secara daring (Via Zoom).
“Selain menjadi bagian dari rangkaian hari lahir ke-25 tahun LMND, TOT ini juga dimaksudkan untuk memberi pelatihan supaya anggota memahami dunia digital dan cakap menggunakannya,” kata Syamsudin Saman.
Syamsudin juga menyebutkan bahwa saat ini jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang, atau 73,7% dari total populasi. Dari jumlah tersebut, 167 juta atau 64,3% dari populasi adalah pengguna aktif yang berinteraksi setiap hari di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Pengguna media sosial didominasi oleh generasi Z dan milenial, yang persentasenya mencapai 54,1%.
“Generasi Z dan milenial itu paling dominan. Sekarang, kalau kita ingin mengagitasi dan meningkatkan kesadaran mereka, tidak perlu selalu mencari mereka ke kampus,” ujar Syamsudin.
Namun, ia menyoroti bahwa para agitator organisasi, khususnya LMND, belum sepenuhnya mampu melakukan transformasi kesadaran massa melalui media sosial. “Oleh karena itu, ke depan pelatihan seperti ini harus diperbanyak,” tambahnya.
Dalam diskusi tersebut, Umar Fauzi Bahanan, seorang akademisi yang juga reporter sebuah stasiun televisi swasta, menyampaikan bahwa dunia telah berubah, begitu pula cara orang berinteraksi. Ia menegaskan bahwa LMND perlu menjadi infanteri digital dengan mengisi ruang-ruang berbasis perlawanan di media sosial.
“Harus diakui, pola komunikasi kita sekarang sudah berubah. Sudah serba berbasis media sosial. Saya siap mengajari teman-teman LMND supaya cakap dalam mengisi ruang-ruang digital,” kata Umar.
Umar juga menambahkan bahwa media sosial saat ini menjadi alat yang efektif untuk mengungkap fakta yang disembunyikan. Ia mencontohkan bahwa satu isu bisa menjadi trending hanya karena media sosial.
“Misalnya, isu Palestina. Jika orang berdemo tidak efektif, namun saat dimainkan di media sosial, semua orang teragitasi untuk mengecam Israel,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan anggota LMND dapat lebih efektif memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan dan meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat.
Penulis: Syamsul Ma’arif